pukul
2.28 pagi tadi (dibawah alam sadarku) aku dkejutkan oleh sosok wanita
misterius yang selama ini sering membanguniku. dia mengaji, suarnya
menyentuh hati. tiba-tiba aku terbangun. "oh, Tuhan...! dia datang lagi
dalam mimipiku." aku bergegas kemudian menuju kamar mandi.
Ikalmada
Meniti jalan insan kamil, membangun masyarakat madani
Selasa, 12 November 2013
Sabtu, 26 Oktober 2013
Manusia
bukanlah sekedar apa yang nampak secara kasat mata, terdiri atas
berbalut daging dan kulit,yang membutuhkan makanan dan minuman. Hakikat
manusia terletak pada sesuatu yang amat berharga di dalam tubuh
kasarnya, yaitu roh. Artinya, bahwa exsistensi manusia memiliki jasad
sebagai bentuknya, dan memiliki roh atau jiwa sebagai makna
keberadaannya. Roh merupakan hakikat manusia yang berasal dari alam
arwah, sedangkan jasad berasal dari unsur-unsur materi.
Dalam
hal ini Ibnu Qayyim mengatakan, bahwa setelah roh dicabut saat menemui
ajalnya ia kembali ke badan dalam kubur untuk ditanyai oleh malaikat
Munkar dan Nakir.
dalam Al-qur'an, ” Bukanlah Aku ini Tuhan
kalian?” Roh-roh itu pun menjawab, “Benar, Engkau adalah Tuhan kami.”
(QS Al ‘araf:172)
jadi yang musti kita jaga adalah roh, bukan mempercantik jasad. —
Jumat, 11 Januari 2013
Sajak Badrul Estoe
PARADOKS LUKA
-Ila
Fitria
Serupa lintah wajahmu mengambang dalam kolam
Lekat ke jantungku
Menghirup darah
Perlahan mengiris urat nadi
Menusuk kalbu yang masih ragu
Ragu akan tubuhmu yang lugu
Sementara basah pipiku oleh air mata
Mengalir keruh
Di antara rasa yang ternoda
Dan leluka saling menyambut derita
Dari limpah asmaraloka
Seketika aku mencekam dendam
Pada kertas-kertas silam
Di beranda penantian
Kini, mengingatkanku
Tentang sebuah ritus
Yang menjelma kesetiaan
Barangkali, aku akan memujamu
Sampai waktu berhenti ke dalam dusta
2013
MEMOAR WAKTU
Bulan menyusup ke dalam malam
Menanggalkan keluh kesah siang
Pada keterasingan sunyi di ujung mimpi
Sesekali waktu memutar angan
Tentang pagi
Yang larut oleh mentari
Jarum jam saling berkejaran
Dalam angka kemungkinan
Hingga mencipta siang, dan malam
2013
FRAGMEN
KELAHIRAN
Sisakan cahayamu
pada sajakku
Agar kerinduan
terus menggebu dalam kalbu
Di
langit hitam bebayang separuh bulan
Mengkilap
pada dinding Ka’bah
Menderap
di detak jarum Abdullah
Mengkirap
di kain sutera Aminah
Meruapkan
sketsa kelahiran
Awan
memeluk hujan
Menjelma
fajar keujung siang
Yang
membahana di padang rimba
Para
jelata saling mengisyaratkan bahasa
Tentang
cahaya mutiara
Yang
masih bersemayam di rahim Aminah
Serupa telur mengecup kening lazuardi
Gerimis
tangis perlahan membuahkan pohon kenistaan
Meleburkan
batu Latta dan Uzza
Melunakkan
kerasnya jahiliyah
Yang
sekeras Gajah Abrahah
Di
antara serapah dan serakah
Semoga
salam selalu rasam
Walau
temaram tidak lagi terang
1434
H

E-mail: badrul_estoe@yahoo.co.id
Jumat, 30 November 2012
sajak-sajak: Khalidi Frez
KERINDUAN DIATAS OMBAK KARAM PERAHU
Berkala – berkala agin kepiluan
Bermakna – makna hujan kesedihan
Menjadi pilu kepiluan
Menjadi tragedy waktu duka dan tawa
Jelmaan wajahmu membuatku
Termenung di tengah –tengah keoiluan
Hingga aku terpampang di lorong kerinduan
Pada malam berikutnya
Aku temukan kau di tempat yang sepi
Tapi itu semua hanya hayanku saja
Mungkinkah kau bukan untuk ku
09 mei 2012
BULAN DI KELOPAK MATAMU
Awan yang hitam pekat
Memunculkan gerimis kerinduaan
Serta mendung memberikan secercah kebenciaan pada jiwa ini
Kucuri hatimu saat kau lengah
Sehingga mendung berkobar
Seperti api melahap kayu
Awan hitam sinarilah jiwa ini
Janganlah kau halangi bulan ku
Janganlah kau rampas bulan ku
Hanya dia yang ku punya
08 mei 2012
TAKDIR YANG BERKEPANJANGAN
Terdiam merenung sendu
Ku bersenandung rindu
Terbayang perjalanan waktu
Sebuah kisah masa lalu
Ku bersenandung rindu
Terbayang perjalanan waktu
Sebuah kisah masa lalu
Sanggupkah kulalui badai angin pasir rindu
Sanggupkah kulupakan indahnya sejuta pesona mimpi
Sanggupkah kulangkahkan kaki melewati panas inti bumi
Sanggupkah kubenamkan diriku dalam lautan kelam
Sanggupkah kubertahan dalam dinginnya hembusan angin salju
Sanggupkah kulangkahkan kaki melewati panas inti bumi
Sanggupkah kubenamkan diriku dalam lautan kelam
Sanggupkah kubertahan dalam dinginnya hembusan angin salju
RINDU DI ATAS KESEDIHAN
Wahai kekasihku,,
bisakah kau mendengarkan aku
walau kini tempat kita jauh berbeda
tak pernah terfikirkan dalam benakku
bisakah kau mendengarkan aku
walau kini tempat kita jauh berbeda
tak pernah terfikirkan dalam benakku
Tiada yang indah kecuali engkau
Memukul sepiku, tertusuk jiwa ku
Semakin hari kian ku membisu
Apa laj arti kehidupan
Aku rindu di dekapan mu,,
kini engkau tiada
jauh dari hati dan kenyataan
kini tiada lagi bahagia yang aku rasa
hanyalah duka yang menerka kepanjangan.
kini engkau tiada
jauh dari hati dan kenyataan
kini tiada lagi bahagia yang aku rasa
hanyalah duka yang menerka kepanjangan.
Khalidi Frez: Lahir
tanggal 2 Oktober 1993 Di Sumenep Madura kini mengorbankan waktunya sebagai
Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya
Selasa, 27 November 2012
Sajak Mimif K_coNkBLiE
BILA
AKU RINDU RUMAH
Ada yang mesti kujawab sebelum mereka
berhajat
Ada yang mesti kukatakan sebelum mereka beranjak
Itu yang selalu merujuk bila aku rindu
rumah
Rumah…
Bila aku rindu, ada semisal tanah basah
membasahi tubuh
Bila aku rindu, disini, tempatku bernaung dari
matahari juga hujan batu mengisak
Terasa, hidup adalah kekal tanpa bekal
yang syakral
Derap waktu aku isi dengan buku
Inginku ingin merka yang telah menyatu
Tetapi, tetap saja seperti batu memendam tubuhku hingga beku
Aku takut semua menjadi perangai kudru
Yang buat mereka tak berlaku
Desau desuk desup desur hingga desus aku
dapatkan semua
Di sini, seakan mengagungkanku melebihi
indahnya bermacam warna
Ahk,
Bila aku rindu rumah
Di sana mereka memeluk mataku yang bisu
Sedang aku
Yang selalu menghalang pandangmu dengan
air susu
Bila aku
rindu rumah
Langit dan bumi adalah penghuninya
Membasahi tubuhku yang beku
Guluk-Guluk 090812
Mimif K_coNkBLiE: Lahir di Sumenep, Madura, pada 12 Agustus 1994. Menulis cerpen dan puisi, aktif di komnitas lesehan puisi Annuqayah, BenGkEL Puisi, dan Sanggar PADI L_S. Tinggal di PP. An-nuqayah Lubangsa Selatan. E-mail: miftah.daenk@yahoo.co.id
Rabu, 16 Mei 2012
Tentangnya
Cerpen
Moh. Shadiq

Namun semenjak aku mengenal Ardiva, seorang wanita shalehah yang selalu mengenakan kerudung. Aku baru mengetahui agama yang sesungguhnya. Aku mengenalnya lantaran aku menabraknya di pinggir jalan yang aku tumpangi.
Ironis memang, aku mengenalnya tanpa sengaja namun ia menjadi wanita yang istimewa dalam hidupku, meskipun menurut orang tidak istimewa paling tidak dia telah banyak mengajariku tntang agama Islam.
Sabtu, 05 Mei 2012
Sajak-Sajak Miftah A
Titik Terang di Balik Suram
To: Yasep Hardoyo
Mengingatmu adalah menanam benih pohan
Mengangkat tangkai dari akarnya
Masih ku ingat waktu dulu
Waktu kau mengajakku ke tanah suram
Menyuruhku menggali bentangan
Memmusnahkan yang terlarang
Untuk kau taburkan pada hatiku dalam-dalam
Aku turutio walau tidak mengerti
Kadang, kau ajariku sanda hati
Melukis arahku dengan pantis yang kritis
Tapi
bikanateis
Kini aku baru mengerti dengan arahmu yang harus di findari
Langkah suram,
Untuk kau jadikan
titik terang
Demi jiwa ternentang di tengah karang
sungguh indah
langkah surammu
walau
jejakmu mati di garis sebrang
Kini aku erindukan luka yang kau ukir dari derita
untuk memusnahkan
kata dari fakta
dan, kini aku kalang kabutan mendirikan batang yang selalu
kau tanam di hatiku kemarin silam
lantaran aku mati di waktu suram
Hikayat Pagi
Terlihat jelas
Di tengah-tengah kenakalan aawan
Seperti cemara tumbuh menyemerbak
Sedang pengikmat tanah
Bercengkrama menghias waktu
12-09-2011
Peminjam Waktu
Tiba-tiba mataku tertangkap anak jalanan
Yang hidup pada lelapnya waktu
Meinjam waktu,
Manghunus pedang pada pintu-pintu
Lalu menyetubuhi yubuh sendiri
“Oh… surga dapat kucipta”
Lalu,
“Ternyata mimpi noda dalam do’a”
Sia-sialah dia
ameminjam waaktu untuk berdo’a
20-11-2011
Di Kediamanmu
Di kediamanmu
Bau harum terpendam pada jemari
Menguaplah…
Lalu jiwa dan temanku terl;entang
Sebab kebohongan menindas kebenaran
Bila esok harimmu tumbuh
Do’alah yang melihatku lagi
Sebab kata senyap dibumikan
Di kediamanmu
Kuncup bunga menusuk bola mata
Manggelitik
Risauku di atas kursi
Mau maupun mundur
Aku mati
Aku akui
Harum daunnya pun melambai
Tapi di manakah waktu kau simpan
--Ponteh, Pamekasan, 15 Maret 2012
Miftah A., lahir di Sumenep, Madura, pada 12 Agustus 1994. Menulis
cerpen dan puisi, aktif di komnitas ABAS (Atap Bahasa Sastra); Sanggar PADI
L-S; KAJI (Komunitas Jalanan), dan tinggal di PP. An-nuqayah Lubangsa Selatan.
E-mail: miftah.daenk@yahoo.com
Jumat, 04 Mei 2012
Sajak-Sajak Badrul Estoe
1/
Gerimis Malam
Malam ini, biarkan mendung meremah
Mengeluarkan bayang-bayang di jendela rumah
Di atasnya, bunga bintang berkembang
Berkedip sinar yang meremang-remang
Kunang-kunang terbang, menghilang
Hanya tinggal sebidang lumbung ilalang
Di satu sisi, ada yang turun malam-malam
Bersama angin lembut sepoi
Di atas alam tenang mengambang awan kelam
Membentuk gumpalan
Seperti sarang laba-laba berlubang
Di bumbuhi air jatuh di lumbung ilalang
2/
Pusar Muara
Di antara pohon alga
Tersirat muara semu dahaga
Kodok melompat, plung!
Kodok-berjatuhan
3/
Menjemput Bidadari
Bila waktu telah tiba-tekad dalam jiwa menjadi bunga
sementara penantian berlalu tak sia-sia
saat pencarian adalah perjalanan cinta
segera kujemput bidadari di bandara
Bila waktu telah tiba-teguh dalam hati menjadi permata
perjalanan tak berarti sia-sia
penantian adalah pencarian cinta
lekas kujemput bidadari yang terluka
untuk diobati dengan rindu mantra
Bidadari telah menyetuh hati
teguhkan nurani, pasrahkan raga
bidadari telah menyapa jiwa
memberikan makna, menyanyikan mantra
4/
Cabe Rawit
Kau adalah pembuat panas bagi mulut-mulut yang menganga
dari biru kau mengubah diri menjadi merah
kadang kau menjadi pedas bila marah
tapi, kau juga cocok untuk apa saja dan siapa saja
Kau adalah pembuat candu bagi mulut-mulut yang menganga
orang-orang memanggil-manggil air sebagai penawar rasa panas
tapi, kau malah tambah panas…..pedas
air liur yang segar meleleh dari hidungnya
tak tahan akan rasa yang asa
5/
Bola Mata
Di bola matamu ku lihat sebilah rindu
seperti perangai yang memekik di keheningan malam
bola mata yang hitam disertai garis merah padam
terlukis sukmaku yang malang melintang
seperti perangai yang memekik di keheningan malam
bola mata yang hitam disertai garis merah padam
terlukis sukmaku yang malang melintang
___________
Badrul Estoe
lahir di bumi Sumekar 05/02/1995, siswa SMA Annuqayah XI IPA I . Ia aktif
menulis puisi . Berproses di komunitas manGsen puisi. Sekarang berdomisili
di Ponpes Annuqayah Lubangsa Selatan, Guluk-Guluk. E-mail: edroel_aesen@yahoo.co.id
Kamis, 03 Mei 2012
Dilarang Tidur pada Petang Hari; Aeng Panas # 1
Oleh Haukil
Ingin sekali kuceritakan padamu, tentang sebuah desa kecil di pedalaman negeri. Alamnya masih perawan, asri, pohon-pohonnya tumbuh di sana-sini, dedaunan hijaunya rimbun dan menyejukkan mata, belum lagi kicauan burung yang terdengar merdu setiap pagi. Semua itu tak lepas dari tanahnya yang subur. Masyarakatnya pun ramah, lembut, sosialis, dan sarat budaya ketimuran. Sungguh desa yang ramah, desa impian!
Dari pagi sampai malam, desa itu tidaklah sepi, namun tida pula ramai seramai kota-kota metropolitan. Jika tidak dibilang berlebihan, keramaian manusia di esa tersebut masih kalah dari ramainya desir angin yang menggerakkan dedaunan, riak air dan kicauan burung-burungnya yang beraneka macam. Tak ada bahasa yang pas untuk menggambarkan keasrian dan ketenangan yang ditawarkan desa tersebut.
Ingin sekali kuceritakan padamu, tentang sebuah desa kecil di pedalaman negeri. Alamnya masih perawan, asri, pohon-pohonnya tumbuh di sana-sini, dedaunan hijaunya rimbun dan menyejukkan mata, belum lagi kicauan burung yang terdengar merdu setiap pagi. Semua itu tak lepas dari tanahnya yang subur. Masyarakatnya pun ramah, lembut, sosialis, dan sarat budaya ketimuran. Sungguh desa yang ramah, desa impian!
Dari pagi sampai malam, desa itu tidaklah sepi, namun tida pula ramai seramai kota-kota metropolitan. Jika tidak dibilang berlebihan, keramaian manusia di esa tersebut masih kalah dari ramainya desir angin yang menggerakkan dedaunan, riak air dan kicauan burung-burungnya yang beraneka macam. Tak ada bahasa yang pas untuk menggambarkan keasrian dan ketenangan yang ditawarkan desa tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)