Kata bijak: barang siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan menuai sukses; barang siapa yang bersabar, ia akan beruntung. Manisnya hidup akan terasa setelah berpayah-payah.
Dunia ini memang beraneka warna. Tak ada yang bisa membuatnya seragam. Kebaikan selalu memiliki lawan, yaitu kejelekan. Begitu seterusnya. Inilah yang disebut dengan keseimbangan. Gambar di atas, sepertinya ingin menunjukkan perlunya keseombangan itu. Tidak selamanya orang kaya tidak butuh pada yang miskin, begitu pula tak selamanya orang alim, santun, tidak butuh pada mereka yang dinilai urakan. Persis seperti sinetron Pesantren Rock and Roll di SCTV beberapa waktu lalu. Mencari ilmu bisa pada siapa saja, bahkan pada apa saja. Yang penting bukanlah kulitnya, melainkan substansinya. Meski ia seorang urakan, tapi ia berilmu dan tulus, mengapa kita tidak belajar pada mereka?
Warna kehidupan macam apa lagi ini? Seorang anak desa yang dengan gigih berjuang membantu orang tuanya, demi kelanggengannya mengecap bangku sekolah. Sungguh ia terlalu kecil untuk menggendong timba itu, ditambah lagi dengan memikul daun siwalan kering itu. Tapi, sungguh ia luar biasa. Tubuhnya yang kecil tak menyurutkan semangatnya, bahkan ia menyembunyikan seluruh kepedihan hdidupnya. Langkahnya tetap mantap, walau tampa alas kaki. Senyumnya yang meneduhkan, menyiratkan masa depannya yang gemilang. Selamat berjuang, dan semoga cita-citamu terwujud, nak...!
Ini dia satu di antara kisah-kisah orang yang luar biasa. Kebanyakan orang berpikir tentang nasibnya "mau jadi apa besok". Mereka tak pernah berpikir bagaimana mejadi pribadi yang bisa memberi manfaat pada orang lain. Walhasil, mereka-mereka itu pada akhirnya tak dapat apa-apa kecuali kebingungan yang sangat. Lihatlah lelaki yang satu itu. Dengan tekadnya yang luar biasa, ia menekuni proses panjang yang sangat tidak mudah. Berjibaku dengan lika-liku kehidupan yang bisa saja menjad alasan untuk mundur. Tapi, ia tetap maju, dan mantap dengan masa depannya. Ini prinsipnya: memberikan manfaat pada orang lain. Setiap hari harus keluar masuk rumah warga, dan hal semakin mematangkan jiwanya sebagai abdi negara. Kita harus banyak belajar dari orang-orang yang seperti ini, berproses dari nol, menuju masa yang dijanjikan Tuhan bagi hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh. Ayo, tarik pak penghulu...! Sah?
perjuagan yang luar biasa. Semoga kita semua diberi kemudahan oleh Allah, dan kesuksesan yang barokah. Amin...
BalasHapustak baras
BalasHapus