Titik Terang di Balik Suram
To: Yasep Hardoyo
Mengingatmu adalah menanam benih pohan
Mengangkat tangkai dari akarnya
Masih ku ingat waktu dulu
Waktu kau mengajakku ke tanah suram
Menyuruhku menggali bentangan
Memmusnahkan yang terlarang
Untuk kau taburkan pada hatiku dalam-dalam
Aku turutio walau tidak mengerti
Kadang, kau ajariku sanda hati
Melukis arahku dengan pantis yang kritis
Tapi
bikanateis
Kini aku baru mengerti dengan arahmu yang harus di findari
Langkah suram,
Untuk kau jadikan
titik terang
Demi jiwa ternentang di tengah karang
sungguh indah
langkah surammu
walau
jejakmu mati di garis sebrang
Kini aku erindukan luka yang kau ukir dari derita
untuk memusnahkan
kata dari fakta
dan, kini aku kalang kabutan mendirikan batang yang selalu
kau tanam di hatiku kemarin silam
lantaran aku mati di waktu suram
Hikayat Pagi
Terlihat jelas
Di tengah-tengah kenakalan aawan
Seperti cemara tumbuh menyemerbak
Sedang pengikmat tanah
Bercengkrama menghias waktu
12-09-2011
Peminjam Waktu
Tiba-tiba mataku tertangkap anak jalanan
Yang hidup pada lelapnya waktu
Meinjam waktu,
Manghunus pedang pada pintu-pintu
Lalu menyetubuhi yubuh sendiri
“Oh… surga dapat kucipta”
Lalu,
“Ternyata mimpi noda dalam do’a”
Sia-sialah dia
ameminjam waaktu untuk berdo’a
20-11-2011
Di Kediamanmu
Di kediamanmu
Bau harum terpendam pada jemari
Menguaplah…
Lalu jiwa dan temanku terl;entang
Sebab kebohongan menindas kebenaran
Bila esok harimmu tumbuh
Do’alah yang melihatku lagi
Sebab kata senyap dibumikan
Di kediamanmu
Kuncup bunga menusuk bola mata
Manggelitik
Risauku di atas kursi
Mau maupun mundur
Aku mati
Aku akui
Harum daunnya pun melambai
Tapi di manakah waktu kau simpan
--Ponteh, Pamekasan, 15 Maret 2012
Miftah A., lahir di Sumenep, Madura, pada 12 Agustus 1994. Menulis
cerpen dan puisi, aktif di komnitas ABAS (Atap Bahasa Sastra); Sanggar PADI
L-S; KAJI (Komunitas Jalanan),
dan tinggal di PP. An-nuqayah Lubangsa Selatan.
E-mail: miftah.daenk@yahoo.com